Jenis-jenis Hujan ~ Hujan adalah persitiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Secara sederhana, proses hujan berasal dari penguapan air laut dan permukaan akibat penyinaran matahari. Kemudian, mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk titik air yang berkumpul menjadi awan. Jika titik-titik air sudah berat, turunlah dalam bentuk hujan. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan menghadirkan sebuah artikel yang membahas jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya dan berdasarkan proses terjadinya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Jenis-jenis Hujan, Jenis-jenis Hujan Berdasarkan Ukuran, Jenis-jenis Hujan Proses Terjadnya, Hujan Gerimis, Hujan Salju, Hujan Batu Es, Hujan Deras, Hujan Zenithal, Hujan Muson, Hujan Siklonal, Hujan Musim Dingin, Hujan Musim Panas, Hujan Frontal, Hujan Orografis,

Ada bermacam-macam jenis hujan yang dapat dijelaskan berikut ini.

A. Berdasarkan Ukuran Butirnya

Apakah ukuran butir-butir hujan sama? Hujan memiliki ukuran butir yang berbeda-beda. Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan sebagai berikut.

1. Hujan Gerimis (drizzle), 
Hujan gerimis atau yang disebut dalam bahasa Inggris drizzle memiliki diameter butir-butir air hasil kondensasi kurang dari 0,5 mm.

2. Hujan Salju (snow)
Hujan salju atau snow merupakan jenis hujan yang terdiri atas kristal-kristal es dengan suhu udara berada di bawah titik beku.

3. Hujan Batu Es
Hujan batu es merupakan curahan batu es yang turun di dalam uap panas dari awan dengan suhu udara di bawah titik beku.

4. Hujan Deras (rain)
Hujan deras yaitu curahan air yang turun dari awan dengan suhu udara di atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 5 mm.

LIHAT JUGA:
  1. Jenis-jenis Tanah
  2. Jenis-jenis Angin

B. Bedasarkan Proses Terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi:

1. Hujan Zenithal 
Hujan zenithal terjadi karena massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara vertikal. Massa udara tersebut terus mengalami penurunan suhu, pada akhirnya terjadilah pengembunan (kondensasi) dan membentuk awan konveksi. Awan tersebut turun menjadi hujan, dan hujan tersebut adalah hujan zenithal (konveksi). Disebut juga hujan zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun. Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi di daerah tropis yang biasa terjadi pada waktu sore hari setelah terjadi pemanasan maksimal antara pukul 14.00–15.00. 

2. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan yang terjadi di daerah-daerah muson. Hujan zenithal di daerah muson mengalami perubahan karena daerah-daerah ini dipengaruhi oleh angin muson.

3. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi karena udara panas naik disertai angin berputar atau cyclon. Karena kondisi di atas dingin, udara menjadi jenuh, dan setelah itu terjadilah prosesi kondensasi yang menimbulkan awan dan akhirnya hujan siklonal terjadi.

4. Hujan Musim Dingin
Hujan musim dingin adalah hujan yang terjadi di daerah-daerah subtropis. Daerah subtropis di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim dingin mengalami hujan, ketika matahari berada pada posisi nadir. Daerah hujan musim dingin, antara lain: Portugal, Spanyol, Afrika Utara, Palestina, Mesopotamia, dan California Barat Daya.

5. Hujan Musim Panas
Hujan musim panas adalah hujan yang terjadi di daerah subtropis, di sekitar pesisir timur kontinen-kontinen. Daerahnya terletak antara 30°– 40° LU/LS, yaitu sebelah tenggara Amerika Serikat, Argentina Utara, Uruguay, Cina Timur, Jepang, dan lain-lain.

6. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi jika massa udara yang dingin dengan kekuatan besar memecah massa udara yang panas dan kemudian massa yang lebih ringan terangkat ke atas. Pergolakan udara dengan pusaran-pusaran bergerak ke atas sehingga bertemulah massa udara panas dan dingin yang dibatasi oleh garis yang disebut garis front. Di sekitar garis inilah terbentuk awan yang bergumpal dan bergerak ke atas dengan cepat sehingga terjadilah hujan lebat atau hujan frontal.

7. Hujan Pegunungan (Hujan Orografis)
Hujan pegunungan atau hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan, di mana massa udara yang mengandung uap air dipaksa bergerak menaiki lereng gunung atau pegunungan. Oleh karena itu, massa udara tersebut terus mengalami penurunan suhu sehingga mengalami kondensasi menjadi titik-titik air. Akhirnya, titik-titik air turun di sekitar lereng pegunungan. Fenomena itulah yang dinamakan hujan orografis.

Semoga artikel Geografi di atas tentang Jenis-jenis Hujan bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan sobat sekalian. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share ke teman-teman yang lain ya. Terima kasih… ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^