Sistem Endokrin Manusia ~ Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar endokrin disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran, hormon yang dihasilkan langsung dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba menjelaskan secara lengkap mengenai Sistem Endokrin Manusia. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Sistem endokrin merupakan pengaturan fisiologi tubuh oleh hormon-hormon, misalnya, pengaturan kadar gula dalam darah, pembebasan energi melalui proses metabolisme, dan produksi air susu pada perempuan yang sedang hamil. Hormon sering disebut sebagai duta kimia. Diproduksi oleh jaringan atau organ tertentu sesuai dengan kebutuhan dan respons pada jaringan dan organ di seluruh tubuh.

Hormon mempunyai pengaruh pada tubuh secara bertahap, namun pasti. Fungsi utama hormon adalah:
  • mengendalikan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh seperti proses pertumbuhan, perkembangan sexsual dan proses metabolisme yang lain;
  • menjaga keseimbangan dalam tubuh atau disebut juga homeostasis.


Sistem Endokrin Manusia, Endokrin Manusia, Apa itu Endokrin, 6 Kelenjar Endokrin, Perbedaan Sistem Endokrin dan Sistem Saraf.
Sistem Endokrin Manusia (6 Kelenjar Endokrin)

A. 6 Kelenjar Endokrin

Dalam tubuh manusia ada enam kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal (anak ginjal), pankreas, dan kelenjar reproduksi. Berikut ini akan dibahas lebih rinci tiap-tiap kelenjar tersebut.

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis yang terletak di otak besar disebut juga master of gland, karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior. Kelenjar hipofisis bekerja sama dengan hipotalamus mengendalikan organ-organ tubuh.

  • Hipofisis bagian anterior
Hipofisis bagian anterior menghasilkan berbagaimacam hormon antara lain hormon somatotrof, hormon tirotropin, hormon adrenocorticotropic, hormon lactogenic, dan hormon gonadotropin. Hormon smoatotropin merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa) dan otot. Hormon triotropin mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin. Hormon andrenocorticotropic (ACTH) mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat). Hormon lactogenic (LTH) memelihara korpus luteum (kelenjar endokrin sementara pada ovarium) untuk memproduksi progesteron dan air susu ibu. Hormon gonadotropin pada wanita berfungsi merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen serta mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon progesteron. Sedangkan Hormon gonadotropin pada pria berfungsi merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma) serta merangsang sel-sel interstisial testis untuk memproduksi testoteron dan androgen.


  • Hipofisis bagian tengah
Kelenjar ini menghasilkan hormon perangsang melanosit atau melanosit stimulating hormone (MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh faktor pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon melanosit dan dihambat oleh faktor inhibisi hormon melanosit (MIF).


  • Hipofisis bagian posterior
Hipofisis bagian posterior menghasilkan oksitosin dan vasopresin. Oksitosin berperan dalam merangsang otot polos yang terdapat di uterus, sedangkan vasopresin disebut juga hormon antidiuretik (ADH) berpengaruh pada proses reabsorpsi urine pada tubulus distal sehingga mencegah pengeluaran urine yang terlalu banyak.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak di daerah leher, di bagian depan kerongkongan. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triiodotironin. Kedua hormon ini bekerja sama mengatur metabolisme organik, mengatur pertumbuhan dan perkembangan, serta mengatur aktivitas saraf. Sintesis hormon tiroksin membutuhkan mineral iodium. Jika konsumsi iodium kurang memadai, hormon tiroksin tidak dapat disintesis.

Rendahnya sekresi hormon dari kelenjar tiroid dapat menyebabkan Hipotiroidisme. Hipotiroidisme semasa bayi dalam kandungan atau semasa kanak-kanak akan menyebabkan timbulnya Kretinisme. Tanda-tandanya, antara lain dwarfisme (cebol) dan retardasi mental (kemunduran mental). Dwarfisme disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan tulang, sedangkan retardasi mental disebabkan oleh gagalnya otak untuk berkembang sepenuhnya.

3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)

Kelenjar ini menghasilkan hormon parathormon yang berperan menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. Kelebihan hormon ini menyebabkan kalsium dalam tulang terambil sehingga terjadi pengendapan kalsium dan menyebabkan batu ginjal. Pada beberapa orang dapat menyebabkan tulang mudah sekali patah. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan gejala kadar kapur dalam darah menurun, kejang tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, kesemutan dan sukar tidur.

4. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)

Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

Kelenjar bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri atas mineralokortikoid yang membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks; dan glukokortikoid yang berfungsi membantu metabolisme karbohidrat.

Kelenjar bagian medula menghasilkan hormon adrenalin dan hormon noradrenalin. Hormon adrenalin menyebabkan meningkatnya denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Hormon noradrenalin bekerja secara antagonis terhadap adrenalin, yaitu berfungsi menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.

Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala-gejala: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

5. Kelenjar Pankreas

Kita telah mengenal kelenjar pankreas pada waktu membahas sistem pencernaan makanan. Kelenjar pankreas memiliki fungsi ganda. Selain menghasilkan enzimenzim pencernaan, pankreas juga menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin diproduksi pankreas di bagian yang disebut Pulau Langerhans. Hormon insulin yang berfungsi mengurangi kadar gula darah yang melebihi normal dengan cara mengubah gula darah menjadi gula otot (glikogen). Kekurangan hormon insulin menyebabkan pengaturan kadar gula darah tidak berlangsung normal, gula darah cenderung di atas normal.  Keadaan ini mudah menimbulkan penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus).

6. Kelenjar Reproduksi (Kelenjar Gonad)

Ovarium merupakan alat reproduksi wanita, hormon yang dihasilkan oleh ovarium adalah hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda yang membedakan antara wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Misalnya, perkembangan payudara wanita. Sedangkan hormon progesteron berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi, atau menyebabkan penebalan dinding uterus. Selama kehamilan, estrogen dan progesteron terus dihasilkan oleh plasenta sehingga kehamilan dapat terus dipertahankan.

Testis merupakan organ reproduksi khusus pria. Testis menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan ciri-ciri seksual pad pria. Misalnya, dada menjadi bidang, tumbuh kumis, dan suara menjadi lebih berat.

B. Perbedaan Sistem Endokrin dan Sistem Saraf 

Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf pada pengaturan kerja tubuh. Hanya sedikit perbedaan mekanisme kerja antara sistem saraf dan sistem hormon, diantaranya adalah:


  1. Sistem saraf mengatur respons terhadap rangsangan dari luar tubuh. Sedangkan sistem hormon mengatur repons terhadap rangsangan dari dalam tubuh.
  2. Sistem saraf bekerja secara cepat. Sedangkan sistem hormon bekerja secara lambat.
  3. Sistem saraf disalurkan melalui sel-sel saraf. Sedangkan sistem hormon disalurkan melalui pembuluh darah, cairan limfe, cairan ekstra sel.

Seperti halnya sistem saraf, rangsang yang datang akan ditangkap oleh bagian tubuh yang memiliki sel-sel reseptor, maka sel-sel target dan organ sasaran dalam sistem hormon harus memiliki reseptor hormon agar dapat merespons rangsang yang dibawa oleh hormon yang bersangkutan. Bentuk koordinasi antara sistem saraf dan sistem hormon dapat dikatakan sebagai koordinasi timbal balik. Artinya, sistem saraf dapat menjadi pengendali sistem hormon, juga menjadi bagian target atau sasaran dari sistem hormon. Dengan kata lain, sistem hormon dapat menjadi pengendali bagi sistem saraf, sekaligus menjadi target sasaran dari sistem saraf.

Secara struktural, letak kelenjar utama (master gland) menunjukkan bahwa sistem endokrin memang bekerja sama dengan sistem saraf. Pada saraf pusat, yaitu otak, terdapat bagian otak yang bekerja sama dengan sistem endokrin.
Semoga penjelasan mengenai Sistem Endokrin Manusia di atas bisa menambah wawasan sobat sekalian dan tentunya bisa bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih… ZONA SISWA | Ikut Mencerdaskan Bangsa

Ayo kirimkan karya sobat berupa puisi, informasi unik, cerpen, cerbung, dan lainnya di Mading Zona Siswa. Dan jadikan karya sobat dibaca oleh ribuan orang setiap harinya. Buruan, kirim yang banyak!!!