Kebijakan Fiskal - Teori Kebijakan Fiskal muncul ketika kebijakan moneter tidak sanggup menanggulangi depresi yang melanda banyak negara di dunia pada tahun 1930-an. Teori ini didasarkan pada gagasan pemikiran John M Keynes dalam buku "The General Theory Of Employment of Interest And Money". Pada awalnya kebijakan ini hanya diarahkan untuk menghadapi masalah pengangguran, tetapi kemudian dipergunakan juga untuk mengatasi inflasi. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan membahas tentang Kebijakan Fiskal secara lengkap. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal ini adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja negara artinya pemerintah dapat meningkatkan atau menurunkan pendapatan negara dan belanja negara dengan tujuan untuk memengaruhi tinggi rendahnya pendapatan nasional.

Pada umumnya pemerintah akan berusaha menentukan target belanja negara, kemudian menentukan tingkat pendapatannya paling tidak dapat menutup seluruh anggaran belanja yang telah ditetapkan tersebut. Hanya saja menurut kebiasaan yang terjadi sangat sulit bagi negara untuk bisa menyesuaikan belanja negara terhadap pendapatannya. Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk menyediakan barang dan jasa serta membelanjai keperluan lain terlalu besar sedang pendapatan negara relatif sangat rendah.

Kebijakan Fiskal


B. Tujuan Kebijakan Fiskal

Secara umum kebijakan fiskal ditujukan untuk memelihara stabilitas ekonomi sehingga pendapatan nasional dapat ditingkatkan sesuai dengan penggunaan sumber daya dan efektifitas kegiatan masyarakat tanpa harus mengabaikan redistribusi pendapatan dan upaya kesempatan kerja.

Secara garis besar tujuan kebijakan fiskal dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:

  1. Pertumbuhan kesempatan kerja penuh
    Dengan cara mempertahankan kesempatan kerja penuh maka pemerintah dapat mencegah laju peningkatan angka pengangguran. meluasnya pengangguran dapat menyebabkan timbulnya gejolak sosial, menghambat laju pertumbuhan ekonomi hingga akhirnya pendapatan nasional targetnya tidak tercapai.

  2. Stabilitas harga
    Stabilitas barang dan jasa harus tetap dijaga agar tidak terjadi fluktuasi secara drastis. Penurunan harga yang terus menerus dapat mematikan sektor bisnis dalam arti perusahaan banyak yang tutup sehingga menyebabkan peningkatan angka pengangguran. Kenaikan harga yang terus menerus akan menyulitkan masyarakat banyak dan hanya menguntungkan segelintir pelaku bisnis saja.

  3. Laju pertumbuhan potensial
    Laju pertumbuhan yang lebih tinggi memerlukan modal dan tingkat kecenderungan menabung marginal yang lebih tinggi pada tingkat kesempatan kerja penuh. Dan sebagai akibatnya terjadi tingkat konsumsi secara besar-besaran.

C. Jensi-jenis Kebijakan Fiskal

Jika ditinjau dari sisi teori, ada tiga macam kebijakan anggaran yaitu:

  1. Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional (functional finance)
    Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional (functional finance) adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat berbagai akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional dan bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja.

  2. Kebijakan pengelolaan anggaran (the finance budget approach)
    Kebijakan pengelolaan anggaran (the finance budget approach) adalah kebijakan untuk mengatur pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan pinjaman untuk mencapai stabilitas ekonomi yang mantap.

  3. Kebijakan stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)
    Kebijakan stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget) adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program. Tujuan kebijakan ini adalah agar terjadi penghematan dalam pengeluaran pemerintah.

Selanjutnya, jika dilihat dari perbandingan jumlah penerimaan dengan jumlah pengeluaran, kebijakan fiskal/anggaran dapat dibedakan menjadi empat jenis.

  1. Kebijakan Anggaran Seimbang
    Kebijakan anggaran seimbang, adalah kebijakan anggaran yang menyusun pengeluaran sama besar dengan penerimaan. Ini berarti jumlah pengeluaran yang disusun pemerintah tidak boleh melebihi jumlah penerimaan yang didapat. Sehingga negara tidak perlu berhutang, baik berhutang dari dalam negeri maupun ke luar negeri.

  2. Kebijakan Anggaran Defisit
    Kebijakan anggaran defisit yaitu kebijakan anggaran dengan cara menyusun pengeluaran lebih besar daripada penerimaan. Karena pengeluaran lebih besar daripada penerimaan maka negara mengalami defisit (kekurangan) anggaran. Pada umumnya, kebijakan anggaran defisit ditempuh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

  3. Kebijakan Anggaran Surplus
    Kebijakan anggaran surplus, yaitu kebijakan anggaran dengan cara menyusun pengeluaran lebih kecil dari penerimaan. Kebijakan ini umumnya dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi (kenaikan harga akibat terlalu banyak jumlah uang yang beredar). Dengan memperkecil jumlah pengeluaran (belanja), diharapkan jumlah permintaan terhadap barang dan jasa tidak meningkat. Jika permintaan terhadap barang dan jasa tidak meningkat, maka harga barang dan jasa juga tidak akan naik, ini berarti inflasi bisa dicegah.

  4. Kebijakan Anggaran Dinamis
    Kebijakan anggaran dinamis, yaitu kebijakan anggaran dengan cara terus menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran sehingga semakin lama semakin besar (tidak statis). Anggaran yang dinamis diperlukan karena semakin hari semakin banyak kegiatan rutin dan kegiatan pembangunan yang harus dibiayai negara, yang membutuhkan dana lebih besar.

Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca artikel di atas tentang Kebijakan Fiskal, semoga bisa menambah pengetahuan Sobat sekalian dan tentunya dapat bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share ya Sobat. ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^