SEJARAH SINGKAT SAMURAI
Oleh Stevanus "Tepi"

Saya sangat suka dengan Samurai, mungkin karena keseriangan nonton manga Samurai X waktu saya kecil dulu. Bagi yang hidup di tahun 90an pastinya akrab dengan serial kartun Samurai X. Saking sukanya dengan samurai, saya pun akhirnya surfing berbagai informasi berkaitan dengan samurai, termasuk sejarahnya. Dari hasil surfing tentang samurai itu, saya kumidan tulis sejarah singkat tentang samurai. Sayang banget jika hanya disimpan di folder laptop saja, terpikir untuk membagi informasi tersebut di Mading Zona Siswa. Berikut sejarah singkat samurai, semoga bermanfaat.

Samurai merupakan anggota dari kasta militer yang kuat pada zaman feudal Jepang. Mulanya, Samurai merupakan prajurit di provinsi-provinsi di Jepang kemudian pengaruh dan kekuatanya meningkat pda abad ke 12 ketikan dimulainya masa kediktatoran militer pertama negara itu, yang dikenal sebagai shogun. Sebagai pembantu Daimyo (Bangsawan), para samurai memberi dukungan pada shogun yang membuatnya memiliki kekuasaan yang melebihin Mikado (kaisar Jepang) sendiri. Samurai pada masa ke-shogun-an mendominasi pemerintahan dan masyarakat Jepang sampai pada Restorasi Meiji pada tahun 1868 yang menyebabkan penghapusan sistem feodal. Walaupun kehilangan hak tradisional mereka, banyak para Samurai masuk jajaran elit politik dan industri di Jepang modern. Tidak cuma itu, kode kehormatan Samurai atau yang disebut dengan ‘Bushido’ (jalan pejuang) yang berdasarkan pada kedisiplinan dan moralitas dihidupkan kembali untuk dijadikan dasar perilaku bagi masyarakat Jepang. Itulah kenapa orang Jepang dikenal sebagai orang yang disiplin dan tepat waktu.

Sejarah Singkat Samurai, Mading.
Sejarah Singkat Samurai Oleh Stevanus "Tepi"

Awal Mula Samurai

Pada Periode Heian (794-1185), Samurai merupakan pendukung bersenjata dari para pemlik tanah yang kaya yang kebayakan dari mereka keluar dari istana kekaisaran untuk mencari keberuntungan setelah dihapusnya kekuasaan oleh klan Fujiwara yang kuat saat itu. Kata ‘Samurai’ diartikan sebagai ‘mereka yang melayani.’ Kata lain yang umum digunakan selain samurai adalah ‘Bushi’ yang berarti prajurit yang melayani.

Tahukah kamu?
Kekayaan dari seorang Samurai di zaman feudal Jepang diukur dengan istilah ‘koku’. Satu koku merupakan jumlah beras yang dibutuhkan untuk memberi makan satu orang dalam satu tahun, yang setara dengan 180 liter beras.

Di pertengahan abad ke 12, kekuatan politik di Jepang bergeser secara perlahan dari Kaisar dan para bangsawan di Kyoto ke kepala klan yang memiliki tanah dan perkebunan yang luas. Perang Gempei (1180-1185) yang terjadi antara dua klan besar di jepang yaitu klan Taira dan klan Minamoto untuk memperebutkan kekuasaan dan kontrol penuh di Jepang. Perang tersebut berakhir ketika salah satu dari Samurai terkenal di sejarah Jepang, Minamoto Yoshitsune, membawa klannya meraih kemenangan atas klan Taira di dekat desa Dan-no-ura.

Kebangkitan Samurai pada Periode Shogun Kamakura

Kemenangan klan Minamoto atas klan Taira membuatnya memiliki kontrol yang kuat di Jepang. Pemimpin klan Minamoto, Minamoto Yoritomo, kemudian mendirikan pusat pemerintahannya di Kamakura dan memulai keshogunan Kamakura, yang menggeser semua kekuatan politik di Jepang kepada Samurai. Karena otoritas Yoritomo tergantung pada kekuatan Samurai, dia kemudian membangun dan menentukan status istimewa Samurai, tidak ada yang bisa menyebut dirinya seorang samurai tanpa izin Yoritomo.

Pada periode Shougn Kamakura, Budha aliran Zen dari Cina dikenalkan di Jepang yang kemudian memiliki pengaruh yang kuat pada Samurai. Ajaran-ajaran Budha aliran Zen tersebut nantinya menjadi latar belakang kode perilaku dari seorang Samurai. Pada periode ini juga, pedang (katana) yang diguakan oleh para Samurai memiliki pengaruh yang signifikan dimana disebutkan kehormatan seorang Samurai ditentukan oleh pedangnya. Tidak cuma itu, pedang para Samurai juga memeperolah sentuhan seni dimana pedang sudah ditempa secara hati-hati, emas dan perak juga ditambahkan, kuliat ikan hiu yang digunakan sebagai pegangan pedang juga dikenalkan. 

Samurai pada Periode Shogun Ashikaga

Dua invasi Mongol pada akhir abad ke 13 membuat keshogunan Kamakura melemah. Melemahnay keshogunan Kamakura dimanfaatkan oleh Ashikaga Takauji untuk memberontak. Keshogunan Kamakura akhirnya berakhir ditangan Ashikaga Takauji. Shough Ashikaga kemudian memerintah Jepang, diaman pusat pemerintahan yang dulunya di Kamakura dipindahkan ke Kyoto sekitar tahun 1336. Selama dua abad kepemerintahan Ashikaga, konflik antar klan-klan di Jepang terjadi yang mengakibatkan kekacauan di Jepang. Setelah pecahnya perang Onin di tahun 1467-1477, kepemerintahan Ashikaga tidak lagi efektif dimana Shogun Ashikaga tidak mempunya otoritas yang kuat atas Jepang. Hal tersebut membuat para bangsawan-bangsawan lokal (Damiyo) dan Samurai mereka memiliki kekuasan yang lebih besar untuk mempertahankan hukum dan ketertiban di wilayahnya masing-masing.

Samurai dibawah Periode Shogun Tokugawa

Periode perang saudara yang berlangsung selam dua abad akhirnya berakhir pada tahun 1615 dengan disatukannya Jepang dibawah kepemimpinan Tokugawa ieyasu. Kesogunan Tokugawa di Jepang pun dimulai. Pemerintahan Tokugawa berlangsung selama sekitar 250 tahun, dan Jepang dibawah pemerintahan ini mengalami kemakmuran dan perdamaian. Dan Pada periode ini juga, Samurai tidak hanya sebagai kekuatan militer saja, tetapi Samurai juga untuk pertama kalinya mengambil tanggung jawab dalam mengatur penduduk di wilayahnya.

Ieyasu pada kepemerintahannya, memerintahkan untuk membangun rumah-rumah militer dimana Samurai dididik tidak hanya untuk menggunakan pedang tetapi juga dididik tentang filosofi yang beradasrkan prinsip-prinsip Kong Hu Cu dengan penekanan pada loyalitas dan kewajiban. Percamuran ajaran Kong Hu cu dan Budha yang sudah lebih dahulu ada, memunculkan prinsip-prinsip Bushido yang dijadikan kode etik perilaku para Samurai dan masyarakat Jepang pada umumnya. Prinsip-prinsip Bushido menekankan pada keterampilan militer, keberanian dalam menghadapi musuh, berhemat, bersikap baik, jujur, dan menjaga serta menghormati keluarga terutama yang lebih tua.

Di masa damai ini, banyak Samurai dipaksa untuk menjadi birokrtat atau mengambil peran sebagai pedangang, walaupun sebenarnya mereka adalah para tentara. Pada tahun 1588, hak untuk membawa pedang (katana) dibatasi hanya untuk Samurai. Hal tersebut menimbulkan jarak pemisah yang cukup besar antara Samurai dengan masyarakat kelas petani. Pada periode ini, Samurai memakai dua jenis pedang, pedang panjang dan pedang pendek sebagai tanda kehormatannya. Pada masa damai seperti ini, sebenarnya kemakmuran Samurai menurun selama periode keshogunan Tokogawa. Samurai digaji oleh para pemilik tanah untuk melindungi, karena tidak ada lagi perang, gaji mereka menurun. Banyak samurai kelas bawah yang frustasi ketidakmampuan mereka untuk memperbaiki situasi mereka.

Samurai pada Periode Restorasi Meiji dan Akhir Feodalisme

Pada pertengahan abad ke-19, stabilitas rezim Tokugama mengalami kemunduran akibat beberapa faktor diantaranya adalah kerusuhan di kalangan petani akibat kelaparan dan kemiskinan, serta serbuan kekuatan Barat ke Jepang diantaranya adalah Amerika Serikat yang berniat membuka Jepang ke perdagangan Internasional. Pada tahun 1858, Jepang menandatangani persetujuan perdagangan dengan Amerika Serikat yang diikuti oleh persetujuan perdagangan lainnya dengan Rusia, Inggris, Prancis, dan belanda. Keputusan kontroversial dengan membuka perdagangan Jepang kepada negara-negara Barat mendorong perlawanan-perlawanan terhadap kepemerintahan Tokugawa. Banyak kekuatan konservatif Jepang, termasuk Samurai di dalamnya, menyerukan untuk merestorasi (mengembalikan) kekuasaan Jepang pada kekaisaran.

Gabungan klan Choshu dan klan Satsuma berupaya untuk menggulingkan keshogunan Tokugawa dan mengumumkan ‘restorasi kekaisaran’ dan menamakan Meiji sebagai kaisar pada tahun 1868. Periode feudal Jepang pun benar-benar berkahir pada tahun 1871. Di bawah kekaisaran Meiji, hak-hak istimewa Samurai dihilangkan seperti dilarangnya membawa pedang kecuali anggota angkatan bersenjata nasional, dan semua tunjangan samurai dikonversi menjadi obligasi pemerintah, sering kerugian finansial yang signifikan. Akibatnya, pemberontakan Samurai pun terjadi namun bisa diatas oleh tentara nasional Jepang. 

Ironisnya, kebijakan untuk mehilangkan hak-hak istimewa Samurai dibuat anggota Samurai itu sendiri. Tiga dari pemimpin berpengaruh di pemerintahan Jepang yang baru, Inoue Kaoru, Ito Hirobumi and Yamagata Aritomo, adalah seorang Samurai. Keberadaan Samurai pun akhirnya berakhir pada periode kekaisaran Meiji.

Profil Penulis: -

Bagi teman-teman yang mempunyai suatu tulisan unik tentang apa saja, ataupun puisi, cerpen, cergam, pantun, bahkan profil sekolah; dan ingin dibaca oleh banyak orang, silahkan saja kirim karya kalian di Mading Zona Siswa. Karya kalian nantinya akan ditampilkan di mading kami dan akan dibaca oleh ribuan pengunjung lainnya setiap hari. Ayoo kirim karya kalian di mading Zona Siswa. Terima kasih sudah berkunjung. ^^Zona Siswa | Ikut Mencerdaskan Bangsa^^.