Paragraf Induktif ~ Paragraf merupakan kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Oleh karena itu, paragraf merupakan himpunan sejumlah kalimat yang bertalian dan mendukung satu gagasan. Dalam sebuah paragraf, gagasan itu akan menjadi jelas oleh adanya uraian yang dikemukakan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas. Berdasarkan pola pikir dan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran (deduktif-induktif). Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba menjelaskan apa itu paragraf induktif beserta contoh-contohnya. Semoga bermanfaat Check this out!!!

Paragraf Induktif, Penjelasan Paragraf Induktif, Contoh Paragraf Induktif, Generalisasi, Analogi, Sebab-Akibat.


Paragraf induktif disebut juga paragraf khusus-umum, yaitu paragraf yang diawali dengan menyebutkan masalah-masalah khusus untuk memperoleh suatu kesimpulan umum yang mencakup seluruh peristiwa khusus sebelumnya. Dengan demikian, dalam paragraf induktif ide pokok atau kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.

Paragraf induktif merupakan jenis paragraf meletakkan gagasan utamanya di akhir paragraf. Penataan ini dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti dengan ide yang bersifat umum dan biasanya berupa kalimat simpulan beserta pernyataan pembenarannya. Biasanya ditandai dengan penghubung antarkalimat seperti jadi, oleh karena itu, dan dengan demikian. Hal ini berbeda dengan paragraf deduktif yang memiliki ciri peletakan kalimat utamanya di awal paragraf.

Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. letak kalimat utama di akhir paragraf,
  2. diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.

Contoh: Tokoh kartun Shinchan dianggap tidak dapat dijadikan model yang baik untuk anak-anak, baik itu di Indonesia maupun di negerinya sendiri. Banyaknya protes yang ditujukan kepadanya melalui surat pembaca di berbagai media cetak. Hal itu kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka menyatakan bahwa Shinchan mempunyai kelakuan negatif yang ternyata banyak diikuti oleh anakanak. Tokoh Shinchan, di mata para ibu di Indonesia merupakan setan kecil penebar virus.

Jika dibuat kerangka, contoh paragraf induktif di atas akan berbentuk seperti di bawah ini:

1. Ide-ide khusus:
  • Shinchan bukan model yang baik buat anak-anak
  • Protes bermunculan dalam kolom surat pembaca di berbagai surat kabar.
  • Kelakuan Shinchan sangat negatif.

2. Gagasan utama:
Shinchan merupakan setan kecil penebar virus.

Dalam hal menarik kesimpulan paragraf, paragraf induktif terdiri atas tiga macam, di antaranya:

1. Generalisasi

Generalisasi merupakan pola pengembangan sebuah paragraf yang dibentuk melalui penarikan sebuah gagasan atau simpulan umum berdasarkan perihal atau kejadian.

Contoh: Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan Jendral Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang mobil Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang tewas di Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung celana Anwar. Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.

Simpulan generalisasi tersebut ditandai dengan memberikan pernyataan yang bersifat khusus untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.  Dari contoh di atas kita bisa klasifikasikan bahwa kalimat pertama (k.1), kedua (k.2), ketiga (k.3), dan keempat (k.4) merupakan pernyataan yang berifat khusus. Sedangkan kalimat ke lima (k.5) merupakan generalisasi atau simpulan umum yang ditarik dari pernyataan khusus di empat kalimat sebelumnya. Dapat diketahui bahwa pikiran utama atau kesimpulan paragraf tersebut ditandai dengan kata dengan demikian. Secara lengkap adalah ‘Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu’.

Contoh lain dari generalisasi paragraf induktif antara lain sebagai berikut:

Pada pembelajaran ini, Anda akan membaca intensif teks bacaan. Dalam teks tersebut, terdapat paragraf-paragraf yang dikembangkan secara deduktif dan induktif. Saat membaca intensif tersebut, Anda akan mendeskripsikan, membedakan, dan menganalisis paragraf berpola induktif dan deduktif. Dengan belajar pola pengembangan paragraf, Anda dapat terlatih dalam menulis berbagai macam tulisan.

Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan. Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menantang. Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas. Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya. Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu. Jika langkah anak dkelilingi rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah. Dengan demikian, jika anak diperlakukan kurang baik, ia akan mengalami hal-hal yang negatif.

2. Analogi

Analogi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan apa yang berlaku untuk satu hal akan berlaku juga untuk hal yang lain. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum.

Contoh: Pencabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu, batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian mengeluarkan ranting-ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula pencabangan pada bahasa.

Dari contoh di atas, kita bisa lihat ada dua peristiwa yang dibandingkan, yaitu perbandingan antara peristiwa ‘pencabangan bahasa proto’ dan ‘pencabangan sebatang pohon’. Ke-dua peristiwa tersebut dibandingkan karena kemiripan satu dengan yang lain. Peristiwa ‘pencabangan bahasa proton’ merupakan peristiwa yang tidak atau kurang dikenal. Sedangkan peristiwa ‘‘pencabangan sebatang pohon’ merupakan peristiwa umum yang sudah dikenal. Perbandingan antar ke dua peristiwa tersebut pun melahirkan penalaran analogi paragraf induktif yaitu ‘Begitu pula pencabangan pada bahasa.’

Contoh lain dari analogi paragraph induktif antara lain sebagai berikut:

Persatuan rakyat Indonesia saat memerangi penjajah Belanda dan Jepang sangat gigih dan kuat, seperti gabungan batang lidi yang disatukan dan diikat menjadi sapu lidi yang kuat dan siap menyapu semua kotoran yang ada. Tetapi, jika sapu lidi itu terpisah menjadi satuan lidi saja. Maka lidi itu tidak akan berdaya memberantas kotoran. Hal tersebut yang harus dihindari oleh bangsa Indonesia saat ini, yaitu menghindari adanya perpecahan.

Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan militer yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Adapun pasukan infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan, sedangkan ilmu berupaya membelah gunung dan merambah hutan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan ini kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya.

3. Sebab-akibat

Pengembangan sebuah paragraf dapat pula menggunakan sebab-akibat. Sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Akan tetapi, sebab-akibat ini dapat juga terbalik, akibat bisa menjadi gagasan utamanya dan sebab bisa menjadi perinciannya.

Contoh:

Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kita terkesan oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu lintas sehari-hari. Hubungan dagang dengan relasi-relasi dari luar daerah pulau ataupun asing yang pembesarannya harus selekas mungkin diadakan berhubung terikatnya perahu layar pada angin musim; pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran barangbarang impor, semuanya itu tidak memungkinkan orang bekerja pelan-pelan seperti menanti menguningnya padi di musim panen. Kiranya inilah yang membentuk tipe manusia pesisiran, yang lain dari tipe manusia pedalaman.

Siswa B berasal dari keluarga miskin tetapi ia bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Sejak kelas 1 SMU ia tekun belajar. Dengan cara apapun ia melengkapi semua buku pelajaran. Hampir setiap hari ia bergelut dengan buku-buku di perpustakaan sekolah, sehingga informasi apapun hampir tidak pernah terlewatkan. Tiap malam ia habisakan untuk belajar walaupun keesokan harinya tidak ada ulangan. Ternyata kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil. Ia lulus dengan peringkat pertama dan ia diterima di UGM Fakultas Kedokteran sesuai dengan apa yang selama ini menjadi cita-citanya.

Contoh hubungan akibat-sebab:

Beberapa pohon tanaman hias di halaman rumah tidak mau berbunga seperti tanaman sejenis lainnya. Tanaman tersebut tiap hari disiram dan selalu diberi pupuk. Apa sebabnya? Ternyata tanaman tersebut tidak mendapat sinar matahari karena terhalang oleh pohon kayu besar yang ditanam di pinggir jalan raya.

Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca artikel di atas tentang Pengertian dan Contoh Paragraf Induktif, semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan teman-teman sekalian. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi dari artikel di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share ke teman-teman lainnya juga ya. ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^

BACA LEBIH LANJUT:
  1. Pengertian dan Jenis-jenis Paragraf
  2. Paragraf Deduktif