Dongeng Tiga Babi Kecil (Three Little Pigs) meruapakan kisah dongeng menarik yang menceritakan tiga babi kecil yang bertahan dari srigala jahat yang ingin memakan mereka. Sobat pastinya sudah tahu benar kan jalan ceritanya. Yup, Dongeng Tiga Babi Kecil termasuk ke dalam dongeng yang dikenal luas di dunia, bahkan di Indonesia.

Dongeng Tiga Babi Kecil tercatat sudah ada pada abad ke-18 dan mungkin lebih tua dari pada itu. Dongeng Tiga Babi Kecil pertama kali di publiskan pada tahun 1886 oleh James Orchard Halliwell-Phillipps. Dongeng tersebut juga pernah di film kan yaitu oleh Walt Disney dan Warner Bros yang menjadikanya terkenal luas sekarang ini.

Nah, Zona Siswa pada kesempatan kali ini mencoba menghadirkan Kisah Dongeng Tiga Babi Kecil dari Koleksi Dongeng Terpopuler tersebut untuk sobat sekalian ingin tahu cerita menarik di dalamnya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Kisah Dongeng Tiga Babi Kecil (Three Little Pigs) | www.belajarbahasainggris.us


Dongeng Tiga Babi Kecil

Suatu ketika tersebutlah tiga babi kecil yang hidup satu atap bersama ke dua orang tuanya. Melihat ke tiga anaknya tumbuh besar, sang ibu babi meminta anakny untuk hidup mandiri dan membangun rumah mereka sendiri. "Hati-hati ya nak, karena ada srigala jahat di luar sana." Ibu babi menasihati mereka sebelum mereka pergi.

Sepanjang musim panas, mereka menjelajahi hutan, bermain permainan dan bersenang-senang. Tidak ada yang sebahagia ketiga babi kecil tersebut. Mereka mudah bergaul dengan siapa saja. Kemanapun mereka pergi, mereka disambut dengan hangat. Tetapi ketika musim panas hampir selesai, mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah rumah untuk menghadapi musim gugur dan musim salju. Merka akhirnya berdiskusi mengenai apa yang akan mereka lakukan tapi ke tiga babi tersebut memiliki pendapat yang berbeda.

Babi kecil yang pertama berpendapat bahwa dia akan membangun sebuah pondok dari jerami.

"Ini hanya akan membutuhkan satu hari," dia berkata.

Tapi ke dua sodaranya yang lain tidak setuju. Karena rumah yang terbuat dari jermai sangat rapuh, tetapi babi kecil yang pertama tidak mendengarkannya.

Tidak semalas babi kecil pertam, babi kecil yang kedua ingin mencari papan kayu sebagai bahan untuk membuat rumahnya. Memang akan membutuhkan waktu dua hari untuk membuat rumah dari kayu, tatpi rumah dari kayu lebih kokoh dari pada rumah yang terbuat dari jerami.

Tetapi babi kecil yang ketiga tidak menyukai rumah dari kayu. Babi kecil yang ketiga berpendapat bahwa membutuhkan waktu, kesabaran dan kerja keras untuk membangun sebuah rumah yang cukup kuat berdiri dari angin, hujan, dan salju, dan yang terpenting bisa melindungi dari srigala. Dan akhirnya babi kecil yang ketiga memutuskan untuk membuat rumah dari batu bata.

Hari telah berganti, dan rumah babi kecil ketiga mulai tampak bentuknya, bata demi bata. Dari waktu ke waktu, sodara-sodaranya mengunjunginya dan menertawainya.
"Mengapa kamu bekeja begitu keras? Mengapa kamu tidak datang dan bermain saja bersama kami?" Tetapi babi kecil ketiga tersebut menolak berkata "tidak".

"Saya harus menyelesaikan rumah ku ini dulu. Rumah ini harus kuat dan kokoh. Dan kemudian saya akan datang dan bermain!" babi kecil ketiga berkata.

Suatu ketika, babi kecil yang pertama menemukan jejak kaki srigala di dekat rumahnya. Seketika itu juga dia langsung masuk ke rumahnya yang terbuat dari jerami untuk berlindung. Dan memang benar ada seekor srigala yang datang dan ingin memakanya.

"Keluarlah babi kecil!" teriak srigala. "Saya ingin berbicara dengan mu!"

"Tidak! Saya akan tetap di sini!" jawab babi kecil yang pertama dengan suara yang kecil.

"Saya akan membuat mu keluar!" Geram srigala dengan marah. Si Srigala kemudian menggembungkan dadanya dan mengambil napas sangat dalam. Kemudian dia meniupnya dengan segala kekuatannya, tepat ke arah rumah jerami tersebut. Dan semua jerami milik babi yang pertama tersebut pun terlempar, jatuh berserakan.

Terpana dengan kecerdikannya, srigala tersebut tidak menyadari bahwa babi kecil tersebut telah merayap di bawah tumpukan jerami, dan berlari ke rumah kayu milik sodaranya. Ketiak dia menyadari bahwa babi kecil tersebut telah melarikan diri, srigala tersebut bertambah buas.

"Kembalilah!" dia mengaung, mencoba untuk menangkap babi tersebut saat dia lari ke dalam rumah kayu tersebut. Babi kecil yang lain menyambut sodaranya dengan gemetar dan takut.

"Saya harap rumah ini tidak akan runtuh! Mari kita menahan pintu tersebut jadi dia tidak akan bisa menjebolnya!" Babi kecil ke dua mencoba untuk bertahan.
 
Memang benar, ketika si srigala mencoba menghancurkan rumah kayu tersebut, gagal. Tapi si srigala tidak menyerah begitu saja. Dia kemudian mengambil nafas yang sangat dalam lebih dalam dan menghembuskannya dengan sangat kuat.

"WHOOOOO…!!!!!!" Rumah kayu tersebut pun runtuh seperti tumpukan kartu-kartu.

Untungnya, babi kecil yang ketiga telah melihat kejadian tersebut dari jendela pada rumah batu-batanya. Dengan cepat dia membuka pintu untuk sodara-sodranya yang sedang melarikan diri dari cengkraman srigala jahat. Melihat kedua buronanya melarikan diri dan berlindung di rumah berikutnya, si srigala tersebut pun berlari untuk mengejarnya.

Kali ini, serigala tersebut ragu. Rumah ini terasa lebih kuat dan kokoh dari pada ke dua rumah yang telah dia hancurkan. Si srigala mencoba untuk meniupnya sekali,dua kali, tiga kali dan seterusnya, tetapi semuanya sia-sia. Rumah tersebut tidak bergeser seinci pun. Melihat ketidak berdayaan si srigala tersebut, ketakutan mereka berlahan mulai memudar.

Cukup lelah dengan usahanya, serigala tersebut memutuskan untuk mencoba cara lain. Dia memanjat tangga yang di dekatnya dan bermaksud masuk ke rumah tersebut melalui cerobong asap. Tetapi, babi kecil yang ke tiga sudah menduga srigala akan masuk melalui cerbong asap. Kemudian dia langusng bergegas membertahu ke dua sodaranya tersebut untuk menyalakan api ditungku perapina untuk menghalangi srigala masuk.

Ketika si srigala masuk melalui cerobong asap rumah tersebut, dia perlahan merasakan sesuatu yang hangat di ekornya. Tapi karena sangat lapar, dia tetap menuruni cerobong asap tersebut. Semakin dalam dia menuruni cerbong asap tersebut, ekornya terasa sangat panas dan tercium bau daging gosong. Benar saja ternyata ekor terbakar api. Dengan ekor terbakar, si srigala memanjat dan keluar dari cerebong asap tersebut dan kemudian lari ke hutan.

Ketiga babi kecil tersebut senang, menari mengelilingi halaman, dan mulai bernyanyi. "Tra-la-la! Tra-la-la! srigala hitam yang jahat itu tiak akan pernha kembali…!"

Dari hari yang mengerikan itu, ke dua sodara dari babi kecil yang ketiga bekerja keras untuk membaugn rumah yang baru. Mereka mendirikan dua rumah yang terbuat dari batu bata seperti sodaranya. Serigala tersebut sesekali kembali untuk menjelajahi pekarangan mereka, tetapi ketika dia melihat tiga cerobong asap, dia teringat kejadian saat ekornya terbakar. Dia pun takut dan akhirnya pergi. Dan ketiga babi tersebut pun hidup aman, dan bahagia untuk selamanya.
 
Semoga Kisah Dongeng Tiga Babi Kecil (Three Little Pigs) tersebut di atas bisa bermanfaat bagi sobat sekalian. Dari dongeng tersebut di atas mengajarkan kita bahwa suatu pencapaian membutuhkan usaha keras dan waktu yang tidak singat. Terima kasih sudah membaca. ^^